Minggu, 26 Oktober 2008

Jalur Japanan-Krian Tuntas


NGRAME – Persoalan transportasi pasca luberan lumpur Lapindo, akhirnya bisa dituntaskan. Hal itu menyusul selesainya pelebaran jalan dan pembuatan jembatan tambahan antara Japanan–Mojosari–Krian. Pada 2 Juli lalu, bersama pejabat dan masyarakat, Gubernur Jatim Imam Utomo menggelar tasyakuran di atas Jembatan Ngrame, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto.
Selain menyampaikan rasa gembirannya, Imam Utomo juga memotong tumpeng dan langsung menyerahkannya kepada M. Iksan, warga Ngrame. ’’Lumpur itulah yang membuat pertumbuhan ekonomi terganggu. Terganggu paling utama adalah transportasi,” ungkap Imam Utomo di sela-sela tasyakuran yang dihadiri Dirjen Bina Marga Departemen PU Hermanto Dardak, Bupati Mojokerto Suwandi dan Bupati Malang Sujud.
Berangkat dari munculnya persoalan itu, maka pihaknya mengupayakan langkah untuk keluar. Salah satunya adalah dengan melebarkan jalan dan membuat jembatan tambahan yang merupakan jalur alternatif Japanan–Mojosari–Krian. ’’Dengan selesainya pembangunan jalan dan jembatan ini, akan bisa mengurangi kemacetan. Saya sudah lewat, dan kendaraan sudah lancar,” ungkapnya.
Dalam pelaksanaannya, proyek tersebut didanai APBD provinsi dan APBN. Untuk APBD provinsi meng-cover jalan dan jembatan Mojosari–Krian. Sedangkan Japanan–Mojosari seluruhnya bersumber dari APBN.
Lukman Hakim, Satker Peningkatan Jalan dan Jembatan Provinsi Jatim mengatakan, pengerjaan yang didanai APBD meliputi pelebaran jalan sepanjang 15,5 kilometer dan pembangunan 17 jembatan yang panjangnya mencapai 467,6 meter. Dari seluruh jembatan, terpanjang Jembatan Ngrame 225 meter. ’’Untuk pelebaran jalan nilai kontraknya Rp 48,5 miliar dan pembangunan jembatan sebesar Rp 41,5 miliar,” ungkapnya.
Untuk menyediakan seluruh anggaran yang dibutuhkan, tidak cukup setahun. Melainkan dua tahun, yaitu APBD provinsi 2007 dan 2008. Pengerjaannya mulainya tidak sama. Proyek pelebaran jalan pada Juli 2007 dan pembangunan jembatan lebih awal pada Juni. ’’Seluruh pengerjaannya selesai, bulan April dan Mei 2008,” paparnya.
Tak hanya pembangunan, untuk mewujudkan jalan sekarang ini sekaligus keluar dari persoalan kemacetan, sebelumnya dilakukan pembebasan tanah. Dari 86 kepala keluarga (KK) yang lahannya dibebaskan, pemerintah menganggarkan sekitar Rp 3,2 miliar yang dilakukan pada tahun 2006. ’’Sebelumnya, lebar jalan hanya 6 meter. Setelah dilebarkan lebarnya sampai 11 meter. Hanya yang berada dekat jembatan yang mempunyai lebar 14 meter,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk Japanan–Ngoro–Mojosari yang didanai APBN sejauh ini masih ada jembatan yang belum selesai. Namun, diupayakan bulan depan tuntas. Agung Teguh, Satker Pembangunan Jalan dan Jembatan Metropolitan mengatakan, proyek yang bersumber anggaran dari APBN ini dibagi tiga paket. Paket I meliputi Sidoarjo sampai Krian, paket II lingkar selatan Mojosari–Krian–Mlirip dan paket III Mojosari–Ngoro–Japanan. ’’Panjangnya mencapai 75 kilometer,” ungkap dia. Anggarannya dibagi per paket. Paket I sejumlah Rp 49 miliar, paket II sejumlah Rp 51 miliar dan paket III sebanyak Rp 53 miliar. (*)
Sumber: Radar Mojokerto-Jawa Pos

Tidak ada komentar: