Rabu, 12 November 2008

Hijau Iwan Fals


Langitku bocor....

Hutanku rusak....

Hijau..hijau...hijau...

Rabu, 05 November 2008

Rabu, 29 Oktober 2008

Bagi-Bagi Sembako KarSa


PRAMBON -Menjelang pemilihan gubernur putaran kedua 4 November mendatang, dua pasangan yang bakal bertarung terus bergerilya mencari dukungan. Salah satunya dengan mengambil hati para pemilih di tingkat desa.
Yang menarik, tak hanya sekadar mengimbau atau mencari dukungan melalui sosialisasi, ajakan dengan imbalan barang sudah mulai terjadi. Di Desa Prambon misalnya, tim sukses mulai membagi-bagikan sembako dengan pesan ’’dari KarSa’’.
Tentu saja, sembako gratis ini laris manis diserbu warga. Pembagian Rabu (29/10) itu dilaksanakan di rumah Mbah Kasan, salah satu pendukung fanatik KarSa di Dusun Semampir Desa Prambon. Menariknya, para ibu-ibu tak hanya dari dusun tersebut melainkan dari dusun lainnya. Diantaranya Dusun Setro, Dusun Prambon dan dusun lainnya. ’’Lumayan, ada sembako gratis,’’ kata seorang warga yang ikut mengambil beras itu. (*)

Minggu, 26 Oktober 2008

Jalur Japanan-Krian Tuntas


NGRAME – Persoalan transportasi pasca luberan lumpur Lapindo, akhirnya bisa dituntaskan. Hal itu menyusul selesainya pelebaran jalan dan pembuatan jembatan tambahan antara Japanan–Mojosari–Krian. Pada 2 Juli lalu, bersama pejabat dan masyarakat, Gubernur Jatim Imam Utomo menggelar tasyakuran di atas Jembatan Ngrame, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto.
Selain menyampaikan rasa gembirannya, Imam Utomo juga memotong tumpeng dan langsung menyerahkannya kepada M. Iksan, warga Ngrame. ’’Lumpur itulah yang membuat pertumbuhan ekonomi terganggu. Terganggu paling utama adalah transportasi,” ungkap Imam Utomo di sela-sela tasyakuran yang dihadiri Dirjen Bina Marga Departemen PU Hermanto Dardak, Bupati Mojokerto Suwandi dan Bupati Malang Sujud.
Berangkat dari munculnya persoalan itu, maka pihaknya mengupayakan langkah untuk keluar. Salah satunya adalah dengan melebarkan jalan dan membuat jembatan tambahan yang merupakan jalur alternatif Japanan–Mojosari–Krian. ’’Dengan selesainya pembangunan jalan dan jembatan ini, akan bisa mengurangi kemacetan. Saya sudah lewat, dan kendaraan sudah lancar,” ungkapnya.
Dalam pelaksanaannya, proyek tersebut didanai APBD provinsi dan APBN. Untuk APBD provinsi meng-cover jalan dan jembatan Mojosari–Krian. Sedangkan Japanan–Mojosari seluruhnya bersumber dari APBN.
Lukman Hakim, Satker Peningkatan Jalan dan Jembatan Provinsi Jatim mengatakan, pengerjaan yang didanai APBD meliputi pelebaran jalan sepanjang 15,5 kilometer dan pembangunan 17 jembatan yang panjangnya mencapai 467,6 meter. Dari seluruh jembatan, terpanjang Jembatan Ngrame 225 meter. ’’Untuk pelebaran jalan nilai kontraknya Rp 48,5 miliar dan pembangunan jembatan sebesar Rp 41,5 miliar,” ungkapnya.
Untuk menyediakan seluruh anggaran yang dibutuhkan, tidak cukup setahun. Melainkan dua tahun, yaitu APBD provinsi 2007 dan 2008. Pengerjaannya mulainya tidak sama. Proyek pelebaran jalan pada Juli 2007 dan pembangunan jembatan lebih awal pada Juni. ’’Seluruh pengerjaannya selesai, bulan April dan Mei 2008,” paparnya.
Tak hanya pembangunan, untuk mewujudkan jalan sekarang ini sekaligus keluar dari persoalan kemacetan, sebelumnya dilakukan pembebasan tanah. Dari 86 kepala keluarga (KK) yang lahannya dibebaskan, pemerintah menganggarkan sekitar Rp 3,2 miliar yang dilakukan pada tahun 2006. ’’Sebelumnya, lebar jalan hanya 6 meter. Setelah dilebarkan lebarnya sampai 11 meter. Hanya yang berada dekat jembatan yang mempunyai lebar 14 meter,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk Japanan–Ngoro–Mojosari yang didanai APBN sejauh ini masih ada jembatan yang belum selesai. Namun, diupayakan bulan depan tuntas. Agung Teguh, Satker Pembangunan Jalan dan Jembatan Metropolitan mengatakan, proyek yang bersumber anggaran dari APBN ini dibagi tiga paket. Paket I meliputi Sidoarjo sampai Krian, paket II lingkar selatan Mojosari–Krian–Mlirip dan paket III Mojosari–Ngoro–Japanan. ’’Panjangnya mencapai 75 kilometer,” ungkap dia. Anggarannya dibagi per paket. Paket I sejumlah Rp 49 miliar, paket II sejumlah Rp 51 miliar dan paket III sebanyak Rp 53 miliar. (*)
Sumber: Radar Mojokerto-Jawa Pos

Sabtu, 25 Oktober 2008

Trailer Hantam Panther dan Motor

KRIAN – Kecelakaan beruntun melibatkan empat kendaraan terjadi di Jl Raya Sidorejo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (25/10) sekitar pukul 09.30. Akibatnya, dua orang mengalami luka parah dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Kecelakaan tersebut melibatkan satu truk, satu mobil Panther dan dua motor. Kecelakaan yang menyebabkan kemacetan sekitar 7 kilometer itu berawal saat sopir truk trailer nopol L 8715 BU melaju dari arah Krian. Saat sampai di TKP, diduga karena sopir mengantuk, truk tiba-tiba berjalan ke sisi kanan.

Pada saat bersamaan, Panther nopol L 1653 JJ yang dikemudikan Suparno, 53, asal Jambangan Sawah, Surabaya berjalan dari arah berlawanan. Sementara dua motor juga melaju di belakangnya.

Tak ayal, dalam kondisi tersebut tabrakan tak terhindarkan. Selain menabrak Panther, juga motor Honda NSR nopol W 3885 HY dan Honda Kharisma nopol L 5011 NQ ikut menjadi korban. Mobil Panther rusak di bagian samping dan belakang.

Sementara dua pengendara motor, yaitu Angelia, 20, asal Jambangan Surabaya dan Agung, 36, warga Sepanjang, Taman Sidoarjo mengalami luka serius karena sempat terseret truk.

Warga yang mengetahui kecelakaan ini, langsung mendatangi lokasi kejadian dan menolong para korban. Dua orang yang mengalami luka berat, langsung dilarikan ker RS Anwar Medika Balongbendo.

Akibat kecelakaan beruntun ini, jalur lalu lintas Krian–Surabaya macet total akibat truk dalam posisi berserakan. Kepala truk separonya masuk sungai, sementara bagian belakang menghalangi jalan.

Beberapa saat kemudian, polisi yang datang ke lokasi kejadian dan langsung mengalihkan kendaraan untuk menghindari kemacetan.

Sementara itu, Kasatlantas Polres Sidoarjo AKP Andi Yudianto mengatakan, kecelakaan beruntun itu diduga karena sopir truk mengantuk. Karena tak mampu menguasai kendali, truk menabrak mobil dan motor di depannya, hingga menyebabkan tiga kendaraan itu ikut terlibat tabrakan. ’’Kepala truk bahkan sampai nyungsep ke sungai,’’ ungkap AKP Andi Yudianto.

Ironisnya, sopir melarikan diri usai kejadian tersebut. ’’Saat ini sopir truk masih terus kita lacak keberadaannya,’’ katanya.

Untuk kondisi korban, Andi juga masih belum bisa memastikan hingga kemarin. Dia mengatakan, korban yang mengalami luka parah berasal dari pengendara motor. (*)

Alihkan Porong ke Wilayah Barat

SIDOARJO - Pemerintah Kabupaten Sidoarjo berencana merekonstruksi Porong ke arah barat yaitu ke daerah Krembung, Prambon hingga ke Balongbendo.

Menurut Bupati Sidoarjo, Win Hendrarso, wilayah Porong yang saat ini sudah terkena luapan lumpur akan direkonstruksi ke arah barat yaitu ke Krembung, Prambon sampai ke Balongbendo. Konsekuensinya, tentu akan terjadi perubahan tata ruang. Jika sebelumnya wilayah tersebut merupakan wilayah pertanian, maka nanti akan berubah menjadi wilayah non pertanian.

''Selama ini wilayah Krembung, Prambon dan Balongbendo itu merupakan wilayah pertanian. Apabila Porong jadi direkonstruksi ke wilayah tersebut otomatis tata ruang wilayah tersebut akan bergeser dari pertanian mungkin bisa jadi akan berubah menjadi wilayah industri,'' ujarnya Senin (26/2/08) di Pendopo Kabupaten Sidoarjo.

Selama ini, katanya, dampak lumpur terhadap pertumbuhan perekonomian di Sidoarjo sangat luar biasa. Pertumbuhan ekonomi di Sidoarjo turun mencapai 60-70 persen.

Rencana pemindahan jalur arteri nasional Jalan Raya Porong, jalur tol dan jalur kereta api, lanjut Win, merupakan starting point rekonstruksi Porong. Kalau jembatan Porong tidak ambles, mungkin masih bisa digunakan. Tetapi kalau ambles, otomatis jalan raya Porong akan mati. Matinya jalan tersebut akan menyebabkan perpindahan instrumen yang lain seperti pasar, pertokoan, dan pemukiman. (media center)


Jumat, 24 Oktober 2008

Sebanyak 13 Jembatan di Ruas Mojosari-Ngoro Dilebarkan

MOJOSARI - Mengantisipasi kemungkinan terburuk pada ruas jalan Raya Porong, Dinas Pekerjaan Umum Prop jatim melakukan pelebaran 13 jembatan di ruas Mojosari-Ngoro di kabupaten Mojokerto, 13 jembatan tersebut dilebarkan antara 14-16 meter.
Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNKT) Proyek Pembangunan Jalan dan Jembatan Metropolitan Surabaya, Ir Agung Teguh di kantornya Jumat (6/6) mengatakan, dari 13 jembatan tersebut 3 jembatan yang memiliki bentang dilebarkan hingga 16 meter sedangkan 10 jembatan yang tidak memiliki bentang dilebarkan hanya 14 meter. Hingga saat ini proyek pembangunan jembatan tersebut sudah memasuki 50%.
“Jika sewaktu-waktu jalan raya Porong ditutup akibat tanggul jebol atau ruas jalan mengalami subsidence, jalur Mojosari-Ngoro siap menerima limpahan kendaraan 100%,”ujarnya.
Untuk pelebaran jembatan tersebut pemerintah mengalokasikan dana sekitar 12 milyar. Tahun 2007 di ruas yang sama pemerintah telah melakukan peningkatan kualitas aspal sepanjang 12 km yakni ditinggikan hingga 5 cm. Rencananya perbaikan pembangunan jalan di ruas tersebut selesai akhir tahun 2008.
Sebelumnya pemerintah Prop jatim juga telah melakukan pembangunan jalan dan jembatan di ruas Krian-Mojosari. Pembangunan jalan propinsi tersebut menyerap dana sekitar 95 miliyar. Dana tersebut dipenuhi dalam 2 tahun anggaran yakni 2007 sebanyak 70 miliyar dan 2008 25 miliyar. Adapun panjang jalan Krian-Mojosari yakni 15,45 km terdiri dari 3 ruas meliputi Jalan Katerungan 0,90 km, Lingkar Selatan Krian 2,10 km, jalan Krian-Mojosari 12,45 km.
Sedangkan paket pembangunan yang dikerjakan meliputi pembangunan jembatan Ngrame II sepanjang 358 meter meliputi 11 jembatan yakni jembatan Tropodo 7 meter, Box Tulvoerp Krian 5 meter, balai Panjang 7 meter, watutulis 17 meter, Kedung Nguling 14 meter, Plintahan 7 meter, Tangunan 7 meter, Prambon 19 meter, Ngrame II 225 meter, Ngrame IV 40 meter, Ngrame V 10 meter. Seluruh paket pembangunan jalan propinsi ini telah selesai sejak April lalu.

Penutupan tanggul
Hari ini Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo telah menyelesaikan penutupan tanggul cincin di titik 45 Desa Siring Kecamatan Porong Sidoarjo.
Humas BPLS Ahmad Zulkarnain mengatakan, untuk menormalkan kembali tanggul di sekitar sumur banjar panji I yang merupakan semburan utama lumpur lapindo, BPLS membutuhkan waktu 3 hari jika tidak mengalami subsidence lagi BPLS akan terus melakukan penindian pada tanggul utama.
Terkait upaya DPU yang melakukan perbaikan jembatan Mojosari-Ngoro Zulkarnain menambahkan, langkah antisipasi tersebut merupakan upaya pemerintah untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. Meski saat ini Jalan Raya Porong masih bisa menjadi jalur utama menuju kawasan Jatim sebelah selatan. Upaya tersebut paling tidak dapat mengurangi kepanikan pengguna kendaraan. (*)

Sumber: Dinas Infokom Jatim